JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tahun ini akan bergerak dikisaran Rp14.688 - Rp14.675. Sementara pada tahun 2023 mendatang diperkirakan akan berada di level Rp14.858 - Rp14.886.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan, saat ini pelemahan nilai tukar mata uang negara berkembang lebih baik dibandingkan negara-negara maju. Sebab, perekonomian AS jauh lebih baik dibandingkan negara-negara Eropa.

Sehingga mata uang poundsterling dan euro melemah terhadap dolar AS. Lagipula,  Indonesia masih diberkahi karena merupakan negara penghasil komoditas utama yang dibutuhkan Eropa.

• Pengguna Jalan Keluhkan Sampah Menumpuk di TPS Rajabasa
• Tata Motors Hadirkan Tata Intra V20 di Indonesia, Berikut Spesifikasinya!
• Sharing Session Dosen Filkom IIB Darmajaya Bersama Guru SMKN 6 Bandar Lampung

"Yang menarik pelemahan nilai tukar mata uang negara maju melemah lebih dalam dari negara berkembang. Sekarang negara maju seperti negara berkembang dan negara berkembang seperi negara maju," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa, 4 Oktober 2022.

"Batu bara 2022 di atas 400 dolar per ton. Bagaimana harga batu bara ini jauh di pasar dari 40 dolar ke 400. Pemulihan ekonomi Indonesia juga datang dari ekspor," tambahnya.

Sementara, Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina mengatakan, sebelum adanya konflik antara Rusia dan Ukraina, perseroan optimis inflasi Indonesia tahun ini akan berada di kisaran 3%. Yaitu di level 3,5% - 3,7% secara tahunan (year on year/Yoy).

Namun, saat ini angka inflasi akan berada di level 6,27%. Apalagi dengan memperhitungkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Di 2023 mendatang, dengan berbagai respons kebijakan yang diambil oleh pemerintah maupun Bank Indonesia, inflasi diperkirakan akan berada dilevel 4%. Sebab, dampak dari kenaikan harga BBM tersebut hanya sementara.

"Perkiraan ini sudah memperhitungkan dampak langsung dan tidak langsung dari kenaikan harga BBM," tuturnya.

• Cek Harga Emas Antam di Pegadaian Rabu, 28 September 2022
• Telkomsel Nobar Film Until Tomorrow Bersama Pelanggan Sumatera
• Truk Sampah DLH Bandar Lampung Terguling

Menurutnya inflasi Indonesia per September 2022 sudah berada di level 5,95% (yoy) karena kenaikan harga BBM oleh pemerintah. Meskipun demikian, hal itu patut diapresiasi karena angka 5,95% (yoy) merupakan di bawah konsensus.

Dian menegaskan, level inflasi Indonesia masih relatif lebih rendah. Apalagi dibandingkan dengan negara-negara lain.

Dari sisi pertumbuhan ekonomi, Bank Mandiri tetap mempertahankan perkiraannya di level 5,17% yoy, baik sebelum ada invasi Rusia maupun setelahnya. Optimisme pertumbuhan ekonomi tersebut karena pada pertumbuhan ekonomi semester I-2022 yang berhasil mencapai 5,23% yoy. (*)