Resmi Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Singapura Minus 41,2%

Chairil Anwar - Rabu, 15 Juli 2020 11:52
Resmi Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Singapura Minus 41,2%Singapura (sumber: Pixabay)

Kabarsiger.com - Singapura resmi masuk resesi akibat pertumbuhan ekonomi minus 41,2% di kuartal II-2020. Hal ini terjadi karena penerapan lockdown selama pandemi COVID-19 yang terus diperpanjang sehingga berdampak pada berbagai industri. 

Pernyataan Singapura resesi resmi diumumkan secara langsung oleh Departemen Perdagangan dan Industri Singapura pada Selasa (14/7/2020). Angka tersebut menjadi kontraksi Produk Domestik Bruto (PDB) triwulanan terbesar dalam sejarah Singapura.

“Jalan menuju pemulihan dalam beberapa bulan ke depan akan menantang. Kami memperkirakan pemulihan akan lambat dan tidak merata, karena permintaan eksternal terus lemah, sebab ancaman gelombang kedua pandemi ini akan terus mendorong negara lain untuk memperketat lockdown kembali” kata Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chun Sing, seperti dikutip Bloomberg.

Departemen Perdagangan dan Industri menyatakan, produk domestik bruto Singapura sebagaian besar dihitung dari data April dan Mei. Akibatnya, ekonom memprediksi ekonomi negara di Asia Tenggara akan minus 37,4%. Resesi didefinisikan jika pertumbuhan dua kuartal berturut-turut mengalami minus. Tercatat, pada kuartal I-2020, ekonomi Singapura minus 3,3%. Dengan demikian, Singapura masuk ke jurang resesi.

Dibandingkan pada tahun sebelumnya, ekonomi Singapura alami kontraksi 12,6% pada kuartal II-2019. Itu juga lebih buruk dari perkiraan analis yang sebesar 10,5%.

Sejatinya penerapan penutupan atau lockdown dilakukan sejak awal April yang menutup hampir sebagian tempat kerja terkecualikan beberapa sektor layanan penting. Namun, sejak awal Juli pemerintah sudah melonggarkan beberapa langkah tersebut.

Jika dilirik lebih tajam, data pertumbuhan ekonomi Singapura tercatat pada sektor manufaktur anjlok 2,5%, konstruksi anjlok 54,7% dibandingkan tahun lalu, industri yang memproduksi jasa mengalami kontraksi 13,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, berdasarkan data Universitas John Hopkins, Singapura juga menjadi negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara dengan populasi 5,7 juta, lebih dari 46.200 orang terinfeksi dan 26 kematian akibat COVID-19.

“Sementara banyak industri, terutama pariwisata dan perhotelan, akan terus menderita, ekonomi harus pulih lebih cepat daripada yang lain di kawasan ini,” tulisnya Alex Holmes, ekonom Asia konsultan Capital Economics.

Sebelumnya, Pemerintah Singapura telah meluncurkan empat paket stimulus dengan total sekitar 100 miliar dolar Singapura (USD70,4 miliar) sepanjang 2020 untuk mendukung bisnis dan rumah tangga yang terkena dampak pandemi. (*)

Bagikan
Chairil Anwar

Chairil Anwar

Lihat semua artikel

RELATED NEWS