Potensi dan Resiko Penggunaan AI di Perguruan Tinggi
Yunike Purnama - Sabtu, 04 November 2023 17:28BANDARLAMPUNG - Penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah membawa banyak keuntungan bagi dunia Pendidikan terutama perguruan tinggi dalam mengembangkan berbagai aplikasi yang mendukung proses pembelajaran, administrasi universitas, dan aspek lainnya. Namun di samping membawa potensi positif, AI juga membawa sejumlah risiko dan potensi penyalahgunaan.
Meskipun belum ada klasifikasi resmi yang mengkategorikan AI secara pasti, beberapa subdisiplin ilmu telah muncul, seperti Machine Learning (ML), Natural Language Processing (NLP), Computer Vision, dan Robotics & Manufacturing Optimization.
Dilansir ui..ac.id, Jumat, 3 November 2023, penggunaan AI di lingkungan perguruan tinggi memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. AI dapat memecah buku teks menjadi informasi yang lebih mudah dimengerti dan sesuai dengan kebutuhan individu.
Selain itu, AI mendukung model pembelajaran yang dapat disesuaikan dan adaptif, yang mampu mengubah metode dan materi pembelajaran sesuai dengan preferensi dan kebutuhan siswa.
- Tujuh Rekomendasi Drama dan Film di Viu Tayang November 2023
- Belanja Jelang Pemilu Diprediksi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Pergerakan IHSG Sepekan Menguat 0,44 Persen ke Level 6.788
- Kaya Nutrisi, Berikut 7 Manfaat Eceng Gondok Bagi Kesehatan Tubuh
Lebih jauh, AI dapat digunakan dalam proses evaluasi, dengan sistem penilaian otomatis yang dapat membantu mengurangi beban kerja pengajar dalam menilai pekerjaan siswa. Selain itu, AI mendukung perkembangan asisten virtual yang dapat membantu menjawab pertanyaan siswa. Juga, AI dapat digunakan dalam pengawasan ujian untuk memastikan keabsahan pekerjaan siswa.
Ada banyak aplikasi AI yang relevan, termasuk chatbot, asisten penulisan AI, dan platform pembelajaran bahasa yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu.
Namun, penggunaan AI di pendidikan juga memunculkan beberapa tantangan. Beberapa pekerjaan tradisional, seperti penerjemah dan storyteller, mungkin akan digantikan oleh AI, yang berdampak pada lanskap pekerjaan. Oleh karena itu, penting bagi perguruan tinggi untuk bersiap menghadapi perubahan ini melalui pembuatan kebijakan yang tepat dan mempertimbangkan kebutuhan untuk tetap menjaga pembelajaran tatap muka yang berharga.
Secara keseluruhan, AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan pendidikan tinggi dalam berbagai aspek, tetapi juga memerlukan perhatian serius terhadap isu-isu dan tantangan yang mungkin muncul. Keseimbangan antara pengembangan teknologi dan pembelajaran tatap muka yang efektif adalah kunci untuk mendukung perkembangan pendidikan di era AI ini.(*)