Pasar Kripto Berpotensi Reli Setelah Suku Bunga The Fed Bertahan

Yunike Purnama - Rabu, 07 Februari 2024 08:04
Pasar Kripto Berpotensi Reli Setelah Suku Bunga The Fed Bertahan (sumber: null)

JAKARTA - Pasca keputusan Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,5% pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), pasar kripto kembali menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. 

Hal ini diikuti oleh peningkatan harga Bitcoin dalam rentang waktu 24 jam setelah pertemuan The Fed sebesar lebih dari 2%, mencapai level US$43.000. 

Sebelumnya, setelah pengumuman keputusan The Fed, pasar kripto mengalami koreksi. Bitcoin terkoreksi sebesar 2,4% dari US$43.495 menjadi US$42.451 atau setara dengan Rp669,4 juta (kurs Rp15.769) dalam tiga jam pascapengumuman. 

Selain itu, Ethereum melemah sebesar 2,48% menjadi Rp35,9 juta, dan Solana turun 3,96% ke level Rp1,5 juta dalam rentang waktu yang sama.

Menanggapi kondisi ini, Fahmi Almuttaqin, Analis Kripto dari Reku, menyatakan bahwa keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga sejalan dengan prediksi pasar sejak Desember lalu. 

Meskipun demikian, investor tetap khawatir terhadap situasi pasar uang AS dan potensi inflasi yang lebih tinggi. Secara umum, mayoritas ekonom dan analis percaya bahwa The Fed kemungkinan akan mengambil kebijakan penurunan suku bunga dalam tahun ini.

Fahmi menjelaskan bahwa pasar kripto cenderung mengalami koreksi setelah disetujuinya Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin Spot, yang dipicu oleh aksi profit taking dan penjualan instrumen Grayscale Bitcoin Trust (GBTC), salah satu produk Bitcoin ETF Spot.

“TF tersebut tercatat memiliki jumlah aset kelolaan sebesar 523,5 ribu Bitcoin pada 24 Januari yang kemudian turun menjadi 487 ribu Bitcoin per-2 Februari 2024. 

Artinya, telah terjadi penjualan atau penarikan sebesar 36,5 ribu Bitcoin atau setara sekitar Rp 24,17 triliun dalam satu minggu terakhir pada instrument GBTC. 

“Meskipun tekanan jual dari instrumen ETF ini masih relatif tinggi, namun angka tersebut sebenarnya sudah jauh lebih kecil dibandingkan satu minggu sebelumnya, di mana jumlah aset kelolaan GBTC turun 68,5 ribu Bitcoin dalam sepekan,” jelas Fahmi kepada TrenAsia, dikutip Selasa, 6 Februari 2024.

Fahmi melanjutkan dengan menyatakan bahwa jika stabilitas pasar kripto semakin membaik, ada potensi pasar akan mengalami reli yang dapat menembus area harga tertinggi pada reli sebelumnya, yaitu US$48.000 pada 11 Januari 2024. 

Potensi ini dianggap sebagai momentum positif bagi pasar kripto secara keseluruhan menjelang Bitcoin halving pada bulan April mendatang, yang biasanya diikuti oleh fase konsolidasi selama beberapa minggu atau bahkan bulan.

Dalam rangka memanfaatkan potensi bullish ini, Fahmi merekomendasikan diversifikasi aset. Menurutnya, hampir seluruh ekosistem, sektor, dan niche altcoin memiliki potensi yang kurang lebih sama untuk mengalami kenaikan harga. Ini termasuk sektor finansial, layer 1, dan ekosistem lainnya yang berpeluang apabila Bitcoin mampu menembus area US$48.000.

Untuk merespons potensi ini, Reku juga telah menambahkan koin-koin baru dalam daftar setiap minggunya, memperluas pilihan pengguna dalam mempertimbangkan strategi diversifikasinya.

Fahmi menegaskan bahwa setiap aset kripto memiliki fungsi, fundamental, dan tingkat volatilitas yang berbeda. Oleh karena itu, investor disarankan untuk mempertimbangkan tujuan dan strategi investasi masing-masing individu ketika melakukan diversifikasi aset kripto mereka.

Dengan demikian, perkembangan terkini di pasar kripto setelah keputusan The Fed membuka potensi rally baru, dan analis memandang positif terhadap kemungkinan pemulihan pasar kripto secara keseluruhan. Investasi yang bijak dan diversifikasi portofolio menjadi kunci untuk memanfaatkan potensi bullish ini dengan lebih efektif.(*)

Editor: Redaksi
Bagikan
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS