Misteri Banyaknya Hewan Raksasa di Laut Dalam

Eva Pardiana - Selasa, 10 Mei 2022 07:58
Misteri Banyaknya Hewan Raksasa di Laut DalamCumi-cumi raksasa (sumber: nhm.ac.uk)

DI bagian terdalam dan terdingin dari lautan, makhluk laut,  terutama invertebrata atau hewan tanpa tulang punggung, dapat mencapai proporsi yang sangat besar. 

Cumi-cumi, laba-laba laut, cacing, dan berbagai jenis hewan lainnya tumbuh dengan ukuran yang mengecilkan spesies terkait di seluruh dunia. Fenomena ini tersebut disebut gigantisme.

Menurut Te Ara dari Encyclopedia of New Zealand, cumi-cumi kolosal (Mesonychoteuthis hamiltoni) di perairan sub-Antartika sekitar 14 kali lebih panjang dari cumi-cumi panah (Nototodarus sloanii) yang umum ditemukan di Selandia Baru. Jauh di perairan Pasifik yang terpencil, ada spons laut seukuran minivan. 

Ada apa dengan air laut yang dalam dan dingin hingga menyebabkan makhluk tumbuh begitu besar? Mungkin kelangsungan hidup menuntutnya dan faktor-faktor di perairan yang sangat dingin memungkinkan hal itu terjadi.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2006 di Journal of Biogeography, di bagian terdalam lautan, sumber daya sangat terbatas, tidak seperti ekosistem pulau. Sebagian besar makanan berasal dari perairan yang lebih dangkal dan hanya sebagian kecil yang turun ke kedalaman laut. 

Menurut Alicia Bitondo, aquarist senior di Monterey Bay Aquarium di California yang bekerja dengan spesies laut dalam, mengatakan ketika makanan langka, menjadi lebih besar memberikan keuntungan besar.

Hewan yang lebih besar dapat bergerak lebih cepat dan lebih jauh untuk mencari makanan atau mencari pasangan. Mereka memiliki metabolisme yang lebih efisien dan lebih baik dalam menyimpan makanan. 

“Jadi, ketika sesuatu seperti bangkai besar hanyut ke perairan yang lebih dalam, predator besar dapat mengonsumsi lebih banyak dan menyimpan energi itu untuk waktu yang lebih lama,” kata Bitondo dikutip Live Science, Senin 9 Mei 2022.

Suhu dingin di laut dalam juga dapat memicu gigantisme dengan memperlambat metabolisme hewan secara signifikan. Menurut Bitondo, makhluk di ekosistem ini sering tumbuh dan dewasa sangat lambat, seperti hiu greenland (Somniosus microcephalus). Hiu yang bergerak lambat ini dapat tumbuh hingga panjangnya  7,3 meter dan beratnya dapat mencapai 1,5 ton. Namun, pertumbuhan itu tersebar dalam rentang umur yang berlangsung selama berabad-abad. 

“Hiu greenland tumbuh sekitar 1 sentimeter per tahun dan tidak mencapai kematangan seksual sampai mereka berusia sekitar 150 tahun,” kata Bitondo. Sebagian karena kurangnya pemangsa di laut dalam sehingga hiu ini dapat hidup begitu lama dan tumbuh begitu besar, tambahnya.

Sebelum manusia bertemu dengan raksasa laut dalam, mereka menemukannya di dekat Kutub Selatan. Di dekat Antartika, gigantisme terjadi lebih dekat ke permukaan. Ada siput laut raksasa, bunga karang, cacing, laba-laba laut, dan bahkan organisme bersel satu raksasa yang membeku di air yang lebih dangkal. 

Art Woods, seorang ahli ekofisiologi yang telah mempelajari gigantisme kutub dan seorang profesor di University of Montana di Missoula, mengatakan hewan-hewan ini berada dalam jangkauan scuba sedalam  9,1 meter.

"Mungkin ada sesuatu tentang Antartika yang memungkinkan spesies raksasa hidup lebih dekat ke permukaan," katanya kepada Live Science.

Woods menyarankan gigantisme di Antartika dapat dikaitkan dengan pasokan oksigen di perairan dingin yang mengelilingi benua beku.

Menurut Survei Geologi Amerika (USGS) di perairan kutub ini konsentrasi oksigen tinggi. Akan tetapi, hewan di lingkungan ini menggunakan oksigen dengan sangat lambat, karena suhu air dingin mengurangi tingkat metabolisme mereka, jelas Woods. 

Karena suplai oksigen yang melimpah jauh melebihi kebutuhan oksigen hewan, ada kemungkinan hambatan pertumbuhan dihilangkan. “Lingkungan memungkinkan mereka untuk mengembangkan ukuran tubuh dan ukuran jaringan yang lebih besar tanpa menderita kekurangan oksigen," katanya. 

Meski pasokan oksigen yang kaya tidak serta merta mendorong makhluk laut menjadi besar, tetapi memungkinkan untuk itu. (*) 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 09 May 2022 

Editor: Eva Pardiana

RELATED NEWS