Milenial Mau Bisa Beli Rumah? Gaya Hidup Boros Harus Diubah
Yunike Purnama - Rabu, 27 Juli 2022 06:34BANDARLAMPUNG - Lonjakan inflasi global dan tren kenaikan suku bunga acuan membuat harga rumah semakin meningkat. Menteri Keuangan Sri Mulyani beberapa waktu lalu mewaspadai kedua faktor tersebut dapat membuat milenial kesulitan membeli rumah.
Direktur Ray White Projects & Commercial Indonesia, Erwin Karya, mengatakan bahwa tren interest rate masih mendapat respons yang cukup moderat dari pemerintah. Sehingga, justru menjadi peluang pembelian properti yang dinilai sebagai aset safe-haven dan lindung nilai/hedging dari inflasi.
"Justru ini peluang bagi calon pembeli untuk mewujudkan pembelian propertinya. Hal itu juga didukung pula dengan suku bunga KPR yang sangat rendah bahkan terendah sepanjang sejarah," kata Erwin dalam keterangan resminya, Rabu, 27 Juli 2022.
- Cara Aktifkan Dark Mode Twitter di Aplikasi dan Web
- Netflix Sediakan Opsi Baru untuk Pengguna iPhone dan iPad
- Masuk Indeks IDX80, Mitratel: Bukti Investor Percaya Kinerja Perusahaan
Erwin menilai fungsi intermediasi perbankan saat ini cukup baik dengan adanya tenor atau jangka waktu kredit pemilikan rumah (KPR) yang lebih panjang antara 25 sampai 30 tahun, tergantung dari umur calon debitur.
Menurutnya, program PPNDTP (pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah) yang digulirkan sejak 2021 dan diperpanjang sampai kuartal III-2022 dapat menjadi jawaban atas kesulitan pembelian rumah.
"Bagi kaum milenial yang pernah disebut sulit membeli rumah, sebenarnya saat ini banyak penawaran dan insentif menarik baik dari pemerintah maupun developer," ujarnya
Sedangkan dari sektor riil, Erwin mencermati banyak developer yang menawarkan program down payment (DP) 0%, sehingga dapat menjadi kesempatan bagi milenial untuk menghemat pengeluaran biaya DP.
"Hal ini tentunya akan sangat membantu milenial mewujudkan rumah impiannya mengingat kebanyakan milenial masih belum memiliki tabungan yang cukup untuk membayar DP rumah yang berjumlah besar," ujarnya.
Erwin menggarisbawahi gaya hidup milenial juga dapat menjadi faktor penghambat dalam mewujudkan rumah idaman mereka.
"Semua insentif tersebut tidak akan berguna apabila milenial tidak bisa mengubah gaya hidupnya dari hedonistic (boros) menjadi gaya hidup yang mulai tren di kalangan milenial yaitu frugal living," tandasnya. (*)