Merger Gojek-Tokopedia Bisa Jadi Kekuatan Hadapi Pesaing Asing
Eva Pardiana - Jumat, 29 Januari 2021 07:49
BANDAR LAMPUNG – Isu merger dua raksasa teknologi Indonesia, Gojek dan Tokopedia mendapat respon positif dari banyak pihak. Bagaimana tidak, kedua start-up ini merupakan karya anak bangsa yang kini memiliki pangsa pasar cukup besar.
Jika benar terjadi, merger Gojek dan Tokopedia disebut akan menjadi merger terbesar dan yang pertama kalinya di Indonesia dimana terdapat kombinasi layanan belanja online, logistik (antar barang), pembayaran, pembiayaan, transportasi dan kebutuhan sehari-hari dalam satu platform.
"Kalau Gojek merger dengan Grab, konsumen dan mitra berpotensi dirugikan karena penguasaan industri oleh dua perusahaan ride-hailing. Tapi jika Gojek dengan Tokopedia, masyarakat yang akan diutungkan karena ekosistemnya akan lebih luas. Konsumen bisa mengakses satu platform untuk berbagai layanan yang disediakan keduanya," ujar Pengamat Ekonomi Sumatera Selatan Yan Sulistyo baru-baru ini.
Menurut Yan, merger Gojek-Tokopedia akan lebih menguntungkan ekonomi digital Tanah Air karena keduanya dimiliki orang Indonesia. Kapitalisasi pasar juga akan lebih besar karena keduanya berada di industri yang berbeda.
"Yang satu ride-hailing, yang satu e-commerce. Gojek punya sarana Gopay yang bisa digunakan dalam transaksi di Tokopedia. Sementara Tokopedia juga bisa menambahkan produk layanan ride-hailing atau logistik. Ini bisa saling melengkapi. Proses merger harusnya bisa lebih cepat," ujar Yan.
Merger Gojek dan Tokopedia juga dinilai perlu untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan asing, seperti Shopee dan Grab yang semakin menggurita di industri digital Indonesia.
"Tokopedia bersaing dengan perusahaan asing Shopee dan Lazada. Untuk layanan e-commerce, konsumen indonesia saat ini mayoritas menggunakan Shopee, artinya ada kapital yang keluar (capital outflow). Merger akan membuat kekuatan modal, SDM, dan IT keduanya menjadi lebih kuat menggadapi pesaing asing. Gojek pun akan mempunyai kekutan yang besar untuk bersaing dengan Grab," papar Yan.
Indonesia adalah pasar terbesar dan yang paling berharga (valuable) di Asia Tenggara untuk ekonomi digital. Semua perusahaan teknologi menyasar Indonesia karena ada anggapan jika memenangkan Indonesia, pasti menang di Asia Tenggara. Dibutuhkan kekuatan besar untuk menghadapi perusahaan asing.
"Untuk menghadapinya harus menambah kapital, yang pertama agar go-public di pasar saham, dan kedua agar bisa mempebesar lini bisnis. Keberhasilan merger Gojek dan Tokopedia ini nantinya akan menjadi contoh untuk perusahaan lokal lain untuk berkolaborasi," tandas Yan. (*)