Menakar Potensi Kenaikan Bitcoin pada Momen Imlek 2024
Yunike Purnama - Rabu, 07 Februari 2024 08:14JAKARTA – Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha membagikan informasi mengenai potensi kinerja Bitcoin pada momentum Tahun Baru Imlek 2024.
Menggunakan data pada Selasa, 6 Februari pukul 08.00 WIB, Bitcoin (BTC) memulai bulan Februari dengan pergerakan yang cenderung stagnan, berkisar antara US$41.800 hingga US$43.800 (sekitar Rp660,32 juta - Rp690,13 juta dalam asumsi kurs Rp15.734 per-dolar Amerika Serikat/AS) setelah menutup bulan Januari 2024 dengan kenaikan tipis sekitar 0,62% pada harga US$42.580 (Rp669, 22 juta).
BTC pada Selasa pagi di pukul 08:00 WIB diperdagangkan di level US$42.600 (Rp669,9 juta), mengalami kenaikan sekitar 0,52% dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, Ethereum (ETH) juga mengalami kenaikan sebesar 0,87%, bergerak di level US$2.301 (sekitar Rp36,2 juta).
Kapitalisasi pasar total aset kripto mencapai US$1,590 Triliun (sekitar Rp24,9 kuadriliun), menguat sebesar 0,7% dalam 24 jam terakhir.
Menurut Panji, secara teknikal, dalam jangka pendek, BTC memiliki potensi untuk bergerak sideways di sekitar US$41.800 - US$43.800 (sekitar Rp660,32 juta – Rp690 juta) atau di kisaran Moving Average (MA)-20 hingga MA-50.
Namun, jika BTC berhasil naik di atas MA-50, potensi pergerakan menuju resistance US$44.500 (Rp698,9 juta) akan muncul. Di sisi lain, jika terjadi penurunan di bawah MA-20, BTC dapat melemah hingga mencapai support US$40.500 (sekitar Rp634,6 juta).
Jika terjadi breakdown di bawah MA-50, potensi penurunan lebih lanjut ke support dinamis MA-20 di kisaran US$42.000 (sekitar Rp659,3 juta), dengan support terdekat berada di US$40.500 (Rp634,6 juta).
Beberapa altcoin juga mencatat kenaikan yang signifikan dalam tujuh hari terakhir. Chainlink (LINK) mengalami lonjakan sebesar 25,7%, mendekati level US$20 (sekitar Rp314.468), Pendle (PENDLE) menguat sebesar 14,84%, bertengger di US$3,05 (sekitar Rp47.934), sementara Immutable X (IMX) berada di US$2,39 (sekitar Rp37.634), mengalami kenaikan sebesar 12,30% dalam tujuh hari terakhir.
Pada pekan sebelumnya, Bitcoin berhasil menghadapi ketidakpastian menjelang hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) dan pernyataan dari Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell.
Pada Rabu, 31 Januari, FOMC memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 5,25%-5,50%. Powell menegaskan bahwa bank sentral lebih berhati-hati terhadap penurunan suku bunga, mengingat perekonomian AS yang tetap kuat dan tingkat inflasi yang masih di atas target 2% year-on-year (yoy).
Menurut CME FedWatch Tool, masih ada potensi besar bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga pada pertemuan FOMC Maret. Untuk pertemuan FOMC bulan Mei, terdapat peluang sebesar 54% bahwa The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin atau 0,25%.
Beberapa peristiwa penting yang perlu diawasi pada minggu ini melibatkan kandidat pro-Bitcoin, Nayib Bukele, yang berhasil memenangkan pemilihan kembali sebagai Presiden El Salvador.
Hal ini menunjukkan komitmen lebih lanjut terhadap Bitcoin, terutama terkait dengan akumulasi BTC dan program Freedom Visa and Citizen berbasis Bitcoin. Di sisi lain, The People's Bank of China (PBoC) mengumumkan penurunan Reserve Requirement Ratio (RRR) sebesar 50 basis poin.
Hong Kong juga akan menentukan persetujuan untuk BTC Spot ETF pada tanggal 9 Februari, yang berpotensi menjadi sentimen utama penggerak aset kripto, terutama yang terkait dengan narasi China seperti US$CFX, US$CTK, US$FIL, US$VET, dan lainnya.
Selain itu, terdapat beberapa peristiwa makro dari AS, termasuk data PMI Jasa S&P pada hari Senin, data PMI Non-Manufaktur ISM pada hari Selasa, dan Klaim Pengangguran pada hari Kamis.
Pidato dari pejabat The Fed, seperti Raphael Bostic, Loretta Mester, Adriana Kugler, Thomas Barkin, Michelle Bowman, Austan Goolsbee, dan Bowman, juga dijadwalkan pada minggu ini, memegang potensi untuk mempengaruhi pasar keuangan.
Keputusan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) mengenai Invesco Galaxy spot Ether ETF dijadwalkan akan jatuh tempo pada 6 Februari. Namun, diperkirakan keputusan mengenai ETF Ethereum spot ini mungkin ditunda hingga Mei 2024.
Dalam konteks Imlek, data historis menunjukkan bahwa harga Bitcoin cenderung mengalami kenaikan selama dan setelah perayaan Tahun Baru Imlek.
Momennya dianggap sebagai waktu yang baik bagi investor untuk mendapatkan keuntungan. Berdasarkan CoinMarketCap, pada Februari, harga Bitcoin rata-rata naik sebesar 12,13% selama satu dekade terakhir.
Pada perayaan Tahun Baru Imlek 2024 ini, pasar kripto berpotensi mengalami kenaikan serupa, terutama dengan adanya optimisme terkait persetujuan ETF Bitcoin spot di AS bulan lalu.
Menurut Coinglass, selama satu dekade terakhir, Bitcoin cenderung ditutup positif pada setiap bulan Februari, dengan rata-rata kenaikan sebesar 12,13%. Dengan adanya optimisme terkait persetujuan ETF Bitcoin spot di AS bulan lalu, pasar kripto berpotensi mengalami kenaikan yang signifikan setelah Tahun Baru Imlek 2024.
Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong (SFC) akan memutuskan aplikasi ETF Bitcoin spot oleh Harvest Hong Kong pada tanggal 9 Februari. Jika disetujui, perdagangan ETF Bitcoin Spot diperkirakan akan dimulai setelah Tahun Baru Imlek pada tanggal 10 Februari.
Dalam menghadapi keragaman sentimen pasar minggu ini, Panji menyarankan kepada investor dan trader untuk tetap berhati-hati dan mengikuti perkembangan pasar dengan cermat. (*)