Meliantha Muliawan Perupa Wanita Pertama Pemenang UOB Painting of the Year

Eva Pardiana - Sabtu, 30 Oktober 2021 05:47
Meliantha Muliawan Perupa Wanita Pertama Pemenang UOB Painting of the YearMeliantha Muliawan pemenang 2021 UOB Painting of the Year (Indonesia). (sumber: Tangkapan Layar)

JAKARTA –  UOB Indonesia menganugerahi penghargaan 2021 UOB Painting of the Year (Indonesia) kepada Meliantha Muliawan atas karya seni berjudul “Even After Death, The Departed Lives Life”.

Meliantha merupakan wanita pertama yang meraih penghargaan UOB Painting of the Year di Indonesia. Dalam karya seninya, perupa berusia 29 tahun dari Pontianak, Kalimantan Barat ini mengingatkan masyarakat Indonesia akan ritual budaya Tionghoa membakar kertas “joss”.

Tradisi yang semakin terlupakan ini menjadi simbol akan bentuk penghormatan kepada para leluhur dan menjadi penanda akan adanya kehidupan dan kematian. Menurutnya, budaya Tionghoa yang diwariskan secara turun temurun kini semakin jarang dipraktikkan.

Dalam karya seninya, ia menciptakan replika porselen dan menggunakan bahan yang menyerupai kertas, seolah mengembalikan benda-benda yang pernah dimiliki nenek moyangnya sebagai upaya melestarikan tradisi budaya.

“Karya seni saya terinspirasi oleh pecahan porselen Dinasti Ming abad ke-15 yang ditemukan di Laut Jawa dan saya terima dari seorang teman. Saya pribadi mempraktikkan tradisi pembakaran kertas joss ini sebagai upaya mengirim barang-barang material kepada kerabat saya yang telah meninggal dunia dengan harapan mereka akan mendapat manfaat dari kehidupan akhirat yang bahagia dan sejahtera," ujar Meliantha dalam acara awarding ceremony 2021 UOB Painting of the Year secara virtua pada Jumat (30/10/2021).

Awarding Ceremony 2021 UOB Painting of the Year/Foto: Tangkapan layar

Sebagai perupa profesional, Meliantha berharap dapat memahami dan mengingatkan orang lain mengenai akar sejarah. Melalui seni, setiap orang bisa mewariskan tradisi dan membantu melestarikan warisan budaya sebagai upaya menghormati leluhur.

"Adalah sebuah kehormatan bagi saya dapat menerima penghargaan 2021 UOB Painting of the Year (Indonesia) ini. Saya berharap dapat mewakili Indonesia untuk bersaing dalam ajang UOB Southeast Asian Painting of the Year Award di Singapura bulan depan," imbuhnya.

Sebagai pemenang utama kompetisi 2021 UOB Painting of the Year (Indonesia) ini, Meliantha memperoleh hadiah uang tunai sebesar Rp250 juta.

Selain itu, karya seninya akan dikompetisikan dengan karya seni para pemenang dari Malaysia, Singapura dan Thailand dalam ajang UOB Southeast Asian Painting of the Year Award yang akan diumumkan secara daring pada 26 November 2021 di Singapura.

Ia juga berkesempatan mengikuti program residensi selama satu bulan di Fukuoka Asian Art Museum di Jepang atau di UOB Art Gallery di Shanghai, Tiongkok.

Karya Meliantha Muliawan ini telah berhasil memikat para juri yang terdiri dari ahli seni dan kurator ternama di Indonesia. Mereka adalah Agung Hujatnikajennong, kurator independen dan dosen Institut Teknologi Bandung, Natasha Sidharta, kolektor seni, dan Mella Jaarsma, perupa kontemporer dan pendiri Institut Seni dan Masyarakat Cemeti.

Dalam komentarnya mengenai karya seni Meliantha, Agung Hujatnikajennong mengatakan dengan menggunakan teknik bordirnya pada tyvec, sang perupa telah menunjukkan gerakan konseptualnya yang kuat dalam melestarikan identitas budaya serta praktik tradisional yang kini telah menjadi ritual yang langka.

"Visualisasinya akan porselen dinasti kuno menjadi penanda akan pentingnya upaya melindungi jati diri kita, nilai-nilai, kepercayaan, serta tradisi yang memungkinkan kita memahami generasi sebelumnya dan sejarah dari mana mereka berasal," ujar Agung.

Sementara dalam kategori Pendatang Baru, Chrisna Fernand yang berusia 28 tahun memenangkan penghargaan 2021 UOB Most Promising Artist of the Year untuk karya seni berjudul Leviathan (Raksasa). Karya seni ini menyoroti urgensi untuk mendorong Indonesia dalam mengadopsi perekonomian rendah karbon melalui pemanfaatan energi terbarukan.

Pemanfaatan energi di Indonesia telah lama didominasi oleh sumber daya fosil yang menyumbang pemanasan global serta pencemaran air dan udara. Dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran akan gerakan ramah lingkungan, perupa ini menciptakan sebuah karya seni yang menjadi pengingat bahwa pemerintah dan sektor swasta perlu segera mengambil tindakan untuk merevitalisasi sektor energi dan mencapai manfaat ekonomi dan sosial yang berarti. (*)

Editor: Eva Pardiana

RELATED NEWS