AS - Harga minyak melemah karena banyak pedagang di Asia libur Tahun Baru Imlek. Selain itu, investor pun menilai prospek permintaan setelah pembukaan kembali China dan risiko terhadap produksi Rusia di 2023.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun menuju USD81 per barel pasca kenaikan dua mingguan, mengutip Bloomberg, Senin, 23 Januari 2023. Perdagangan minyak di Asia tertahan karena libur Imlek hari ini, 23 Januari 2023 dan libur nasional di pasar, termasuk China, Hong Kong, dan Singapura.

Pergeseran kebijakan China dari Covid Zero telah memperkuat ekspektasi bahwa konsumsi importir terbesar ini akan meningkat. Ini dapat terlihat dari aktivitas industri yang diperkirakan akan kembali meningkat setelah pekerja kembali dari kampung halaman untuk libur Imlek.

• Utang Pemerintah Mencapai Rp7.733,99 Triliun Hingga Akhir Desember 2022
• Kenaikan Harga Rumah Subsidi Bersamaan dengan Indeks Harga Properti
• Cek Harga Emas Antam di Pegdaian Senin, 23 Januari 2023

Meski melemah di awal tahun baru China ini, harga minyak ke depan diproyeksi lebih tinggi telah karena prospek Negeri Tirai Bambu cerah. Dukungan tambahan untuk harga minyak adalah ekspektasi The Fed hampir mengakhiri rangkaian kenaikan suku bunga yang agresif, yang telah melemahkan dolar AS.

Pedagang juga mempertimbangkan dampak pembatasan tambahan pada aliran energi Rusia karena perang di Ukraina terus berlanjut.

SLB, penyedia jasa ladang minyak terakhir yang melakukan bisnis di Rusia, memperingatkan pekan lalu,  pengeboran dan pekerjaan di negara itu akan merosot tahun ini karena isolasi internasionalnya semakin dalam.

Dalam pandangan terbarunya, Badan Energi Internasional mengatakan, Rusia akan menutup produksi sekitar 1,6 juta barel per hari pada akhir kuartal ini dibandingkan dengan tingkat pra-invasi.

Sementara Menteri Keuangan AS, Janet Yellen menyatakan keyakinannya, pembatasan penjualan minyak mentah Rusia dapat diperluas ke produk minyak sulingan.(*)