Laba BUMN Meroket 356%, Erick Thohir Bongkar Rahasianya
Eva Pardiana - Kamis, 21 Oktober 2021 10:13JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan transformasi yang dilakukan beberapa tahun belakangan ini berhasil mendongkrak kinerja perusahaan pelat merah.
Erick menyebut laba bersih seluruh perseroan milik negara mencapai Rp26 triliun pada semester I-2021 atau meroket hingga 356% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Kita punya net income tahun kemarin semester I itu Rp6 triliun, kumulatif satu tahun Rp13 triliun. Tahun ini semester I sudah Rp26 triliun. Karena apa, karena transformasi dan efisiensi," kata Erick Thohir, dalam Peringatan Hari Pangan Sedunia secara daring, dikutip Rabu (20/10/2021).
Baca juga: PGN dan PT Badak NGL Pemanfaatan Hub Terminal LNG Bontang
Oleh karena itu, Erick Thohir menegaskan pihaknya fokus melakukan transformasi BUMN di sektor pangan pada akhir 2021 hingga tahun depan. Erick Thohir menyebut sektor pangan akan dijadikan sebagai penggerak ekonomi Indonesia ke depan melalui transformasi holding BUMN pangan.
Erick menyebut dirinya tidak segan-segan untuk merombak jajaran direksi dan komisaris di BUMN pangan apabila kinerjanya dinilai tidak memuaskan.
Namun, ia menegaskan, perombakan yang terjadi bukan dikarenakan faktor suka tidak suka secara personal, melainkan dinilai dari kinerja dan komitmen perorangan dalam mengembangkan perusahaan.
Erick Thohir membuktikan dari 20 jajaran direksi BUMN yang diundang untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada 18 Oktober 2021, sebanyak 40% merupakan direksi yang dipilih oleh menteri sebelumnya dan tidak diganti karena kinerjanya yang baik.
"Dari 20 BUMN, 30 sampai 40 persen leadership yang dipilih oleh menteri sebelumnya. Tidak saya ubah. Karena kita manage sesuatu bukan karena suka dan tidak suka, tapi hasilnya yang saya lihat," kata Erick Thohir.
Baca juga: Erick Thohir Proyeksikan Laba Freeport Naik 300 Persen Jadi Rp40 Triliun
Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, Erick Thohir mengatakan dirinya telah menjalankan transformasi BUMN dengan perampingan perusahaan yang dinilai terlalu banyak jumlahnya dan memfokuskan bidang usaha yang sebelumnya tidak efisien.
Erick berfokus pada transformasi human capital dengan mengganti jajaran direksi yang berkinerja buruk dengan yang lebih baik, agar sejumlah perusahaan BUMN bisa menghasilkan keuntungan bagi negara.
"Di mana BUMN ini terlalu besar sehingga sulit diawasi. Lalu juga terlalu banyak bisnisnya, sehingga tidak ada fokusnya. Juga tidak mungkin kita bertransformasi secara bisnis model ataupun jenis usaha tanpa ada transformasi human capital," katanya. (*)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Laila Ramdhini pada 21 Oct 2021