Kunci Besarkan Anak Menjadi Disiplin, Orang Tua Wajib Tahu
Yunike Purnama - Senin, 13 November 2023 19:23BANDARLAMPUNG - Psikolog sekaligus penulis buku Relationship-Based Treatment of Children and their Parents Kat Scherer, Ph.D dan Elizabeth Sylvester, Ph.D menyebutkan kunci penting membesarkan anak yang disiplin.
Kunci ini berdasarkan penelitian yang mereka lakukan dan diterbitkan dalam buku. Scherer dan Sylvester mengatakan ada satu masalah yang kerap muncul dalam pola asuh orang tua terhadap anak yaitu ketidak jelasan.
Menurut Scherer dan Sylvester jika orang tua berhasil mendidik anak dengan konsisten dan jelas anak akan memiliki pemahaman yang baik tentang peraturan, jadwal, dan batasan yang ditetapkan.
Mereka juga akan merasa aman dalam mengetahui bagaimana orang tua mereka akan merespons ketika mereka berada di dalam batasan dan ketika mereka berada di luar batasan. Dengan kata lain, disiplin akan terfasilitasi ketika orang tua dapat diprediksi.
“Anak-anak merasakan peningkatan keamanan ketika kejelasan telah ditetapkan. Dalam sistem keluarga yang jelas dan konsisten, anak-anak merasa lebih percaya diri dan mengurangi kecemasan,” kata penulis.
“Mereka tidak bertanya-tanya apakah mereka berada di jalur yang benar atau keluar jalur, mereka tahu. Anak-anak merasa lebih tenang dan lebih mampu mengendalikan diri ketika segala sesuatunya dapat diprediksi, yang pada gilirannya meningkatkan peluang mereka untuk sukses,” lanjut penulis.
Orang tua juga mendapat manfaat dari kejelasan. Ketika aturan, ekspektasi, jadwal, dan batasan ditetapkan dengan baik, stres dalam mengasuh anak akan berkurang. Orang tua mempunyai lebih sedikit keputusan yang harus diambil karena banyak keputusan telah dibuat. Kejelasan berarti memiliki rencana permainan dan membantu seluruh keluarga bergerak lebih lancar.
Ketika kekacauan berkurang, orang tua merasa tidak terlalu cemas dan kewalahan, lebih percaya diri dan santai. Kejelasan tidak hanya memungkinkan anak mengetahui apa yang seharusnya mereka lakukan, tetapi juga memungkinkan orang tua mengetahui komitmen mereka untuk melakukannya.
Lebih lanjut Scherer dan Sylvester mengatakan cara merumuskan aturan yang jelas.
- Untuk menjaganya tetap aman: “Jangan meninggalkan halaman tanpa memberitahuku.”
- Untuk menumbuhkan tanggung jawab: “Jangan meninggalkan kekacauan.”
- Untuk memfasilitasi kebaikan: “Jangan memukul.”
- Untuk membangun kejujuran: “Jangan berbohong .”
Lalu ketika peraturan dilanggar, koreksi yang sederhana dan tenang sudah cukup. “Jangan berbohong,” “Jangan memukul.” Agar hal ini efektif, batasan harus ditetapkan setiap kali suatu aturan dilanggar.
Aturan yang spesifik dan bernuansa negatif adalah aturan yang jelas. Hindari aturan seperti “Bersikap baik” atau “Tunjukkan sopan santun” aturan tersebut kurang spesifik.
Namun “Dilarang mengucapkan kata-kata kotor” atau “Dilarang membentak orang” lebih jelas. Anak-anak adalah pemikir yang konkrit, sehingga mereka mendapat manfaat dari instruksi yang konkrit.
Orang tua sering kali berpikir bahwa mengutarakan aturan dalam istilah positif memperkuat sikap positif, namun bagi banyak anak, hal itu hanya mengurangi kejelasan. Anak-anak tahu apa artinya “Tidak”.(*)