MAKASSAR –Dalam upaya memperkuat budaya kerja yang berlandaskan nilai-nilai inti (core value), PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Group mengimplementasikan program pengukuran budaya perusahaan melalui aplikasi AKHLAK Meter.

Program ini bertujuan mengevaluasi sejauh mana internalisasi dan penerapan nilai-nilai utama AKHLAK—Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif—di lingkungan kerja, serta memastikan bahwa nilai-nilai ini terinternalisasi dengan baik di setiap level organisasi. Ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, berkinerja tinggi, dan berintegritas.

Sebagai salah satu anak usaha PTPN III (Persero), PTPN I Regional 8 berkomitmen untuk terus membangun budaya kerja yang kuat dan adaptif dalam menghadapi tantangan di era globalisasi. Melalui pelaksanaan AKHLAK Meter Semester I Tahun 2024, perusahaan tidak hanya berfokus pada pencapaian target bisnis, tetapi juga pada pembentukan karakter SDM yang kompeten, loyal, dan berintegritas. Ini sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi perusahaan perkebunan terdepan di Indonesia dan dunia.

Pengukuran AKHLAK Meter telah berhasil dilaksanakan secara serentak di seluruh unit PTPN Group pada 14-29 Agustus 2024. PTPN I Regional 8 mendapat jadwal pengukuran pada 20-23 Agustus 2024.

Proses pengukuran dilakukan melalui aplikasi digital, yang memungkinkan seluruh karyawan, dari level BRM hingga BRM-5 (dari manajemen puncak hingga karyawan operasional), untuk mengisi kuesioner secara online. Setiap karyawan diharapkan mengisi kuesioner dengan objektif dan jujur. Pelaksanaan kegiatan ini dikoordinasikan oleh Asisten Personalia Kebun atau Asisten Tata Usaha di masing-masing unit usaha.

Pengukuran AKHLAK Meter terdiri dari empat tahapan utama yang diadaptasi dari model Pengukuran AKHLAK Meter V3.0, yaitu:

1. Tahap Awal (Initial): Membangun kesadaran dan pemahaman terkait nilai-nilai AKHLAK. Komunikasi dari pimpinan dan pengenalan budaya AKHLAK menjadi fokus utama. Agen perubahan juga dibentuk untuk memastikan pesan-pesan AKHLAK tersampaikan secara efektif kepada seluruh karyawan.

2. Tahap Intervensi (Intervention): Upaya perubahan secara terencana, di mana karyawan didorong untuk lebih terlibat dan berkomitmen terhadap penerapan AKHLAK. Evaluasi dilakukan melalui survei mandiri dan lintas perusahaan untuk mengukur tingkat penerimaan.

3. Tahap Penerimaan (Acceptance): Karyawan dievaluasi untuk memastikan nilai-nilai AKHLAK telah diterima dan mulai diterapkan dalam pekerjaan sehari-hari. Survei mendalam digunakan untuk menilai pemahaman, penerimaan, dan penerapan.

4. Tahap Perubahan Perilaku (Behavior Change): Karyawan secara konsisten menerapkan nilai-nilai AKHLAK dalam setiap aspek pekerjaan. Pengukuran dilakukan secara objektif melalui multi-rater, yaitu evaluasi dari atasan, rekan kerja, dan bawahan, menggunakan metode Net Promoter Score (NPS) atau evaluasi 360 derajat.

Dengan pelaksanaan AKHLAK Meter ini, perusahaan diharapkan mendapatkan gambaran jelas mengenai kondisi budaya kerja saat ini, sekaligus menyusun strategi pengembangan budaya kerja yang lebih kuat dan kompetitif di masa mendatang. 

Nilai-nilai AKHLAK menjadi landasan utama dalam upaya perusahaan untuk meningkatkan kinerja, menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, serta memperkuat loyalitas dan kolaborasi antar karyawan.

Selain itu, pengukuran ini juga berfungsi sebagai sarana evaluasi efektivitas program internalisasi budaya yang telah dijalankan. Berdasarkan hasil survei, perusahaan dapat merumuskan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kinerja dan memperkuat budaya kerja berbasis AKHLAK.

Hasil pengukuran AKHLAK Meter akan dianalisis pada September 2024, dengan laporan akhir disusun pada awal Oktober 2024. Sementara itu, hasil pengukuran AKHLAK Meter Semester II Tahun 2023 untuk kriteria pemahaman terhadap tata nilai di PT Perkebunan Nusantara I Regional 8 (Eks PTPN XIV) masuk dalam kategori "Sangat Paham," meskipun mengalami penurunan sebesar 4,62%, dengan skor 81,82.

PTPN I Regional 8 berharap, melalui pengukuran ini, perusahaan dapat terus mendorong penerapan nilai-nilai AKHLAK secara lebih efektif, menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif, inovatif, dan berdaya saing tinggi di tingkat nasional maupun internasional. (*)