Kenalan dengan Komunitas Turun Tangan Lampung, Gerakan Pemuda Perduli Isu Sosial
Yunike Purnama - Kamis, 07 Agustus 2025 18:56
BANDARLAMPUNG – Turun Tangan Lampung kembali menunjukkan eksistensinya sebagai gerakan kerelawanan pemuda yang aktif dalam menyebarkan dampak sosial, khususnya di bidang pendidikan dan kemanusiaan.
Setelah sempat vakum pada tahun 2022, komunitas ini kembali bangkit pada 2023 melalui inisiatif Koordinator Rosya yang menghubungi langsung Turun Tangan pusat di Jakarta.
“Turun Tangan adalah gerakan kerelawanan pemuda yang menginkubasi dan menyebarluaskan aktivitas berdampak. Kami mendorong masyarakat agar peduli dan terlibat aktif dalam penyelesaian berbagai permasalahan sosial,” ujar Dzakiah Romadhona dari Divisi Public Relation Turun Tangan Lampung saat ditemui, Kamis (7/8).
- AgenBRILink Jadi Sumber Pendapatan Warga Berkat Inisiatif Pemuda Asal Lahat Ini
- Jasa Raharja Perkuat Wawasan Global Lewat Program International Exposure
- PTPN I Regional 7 Kebun Tebenan Gelar Penyegaran untuk Tigkatkan Kinerja
- BRI Kolaborasi dengan Indogrosir Wujudkan Akselerasi Pembayaran Modern
Turun Tangan sendiri didirikan oleh Anies Baswedan dan kini telah tersebar di 92 daerah di seluruh Indonesia, dengan pusat koordinasi nasional di Jakarta. Komunitas ini hadir untuk mendorong lahirnya pemimpin-pemimpin muda yang berkompeten dan berintegritas.
Di Lampung, komunitas ini memiliki visi sebagai gerakan kerelawanan yang mendorong masyarakat untuk peduli dan terlibat aktif, demi mewujudkan provinsi yang berdaya saing melalui kolaborasi pendidikan, pemberdayaan pemuda, serta penguatan terhadap isu-isu sosial.
Berbagai program telah dijalankan sebagai bentuk nyata kontribusi mereka. Salah satunya adalah “Kaleidoskop Dunia”, program utama yang menyasar sekolah dasar di daerah terpencil. Dalam kegiatan ini, para relawan mengajar, bermain, serta mendekorasi sekolah. “Kegiatan ini membuka mata kami tentang kondisi pendidikan di Lampung yang masih sangat perlu perhatian, terutama dari sisi akses dan sarana prasarana,” jelas Dzakiah.

Selain itu, Turun Tangan Lampung juga memiliki program rutin bertajuk BISIK (Bincang Asik), yakni diskusi daring di Instagram bersama narasumber inspiratif yang membahas isu-isu relawan dan sosial yang relevan dengan generasi muda.
Komunitas ini juga kerap terlibat dalam aksi kemanusiaan, seperti Symphony Ramadhan dan bantuan untuk korban banjir yang terjadi beberapa waktu lalu di wilayah Panjang.
Meskipun mendapat respons positif dari masyarakat, Turun Tangan Lampung masih menghadapi tantangan, khususnya dari sisi pendanaan. Hingga kini, mereka mengandalkan bantuan dari Turun Tangan pusat, sponsor, serta donasi dari masyarakat.
“Harapan kami ke depan, semakin banyak pemuda yang bergabung dan terlibat dalam aksi-aksi nyata. Di bidang pendidikan, kami ingin menumbuhkan semangat belajar anak-anak di pelosok. Dalam isu lingkungan, kami berharap ada lebih banyak gerakan sadar menjaga bumi. Dan secara sosial, kami ingin terus hadir, mendengarkan, dan bergerak bersama masyarakat,” tutup Dzakiah.
Dengan semangat kolaboratif dan keberlanjutan program, Turun Tangan Lampung terus melangkah untuk melahirkan generasi pemimpin muda yang peduli, bertanggung jawab, dan siap mengubah mimpi menjadi aksi.(*)
Reporter: Sheila Maya Sari, Shantica Melinda