Hati-hati, Tes Antigen Mandiri di Rumah Bisa Berbahaya!
Chairil Anwar - Senin, 21 Februari 2022 09:07BANDAR LAMPUNG — Kasus Covid-19 yang terus merebak di Indonesia membuat masyarakat berani melakukan tes swab antigen secara mandiri. Hal ini didukung dengan semakin maraknya alat tes antigen yang diperjualbelikan di e-commerce secara bebas di kisaran harga Rp350 ribu—Rp500 ribu.
Tes antigen ini dilakukan dengan menggunakan teknik swab dari hidung atapun tenggorokan, untuk mengambil lendir yang akan digunakan sebagai sampel.
Meskipun terdengar mudah, melakukan tes swab antigen sangat tidak direkomendasikan secara mandiri tanpa bantuan tenaga kesehatan karena dapat menimbulkan dampak negatif.
- Mulai 1 Maret, Kartu BPJS Jadi Syarat Jual-Beli Tanah
- BNI Siapkan Layanan Beyond Banking Untuk 8 Juta Diaspora di Indonesia
- Uang Tak Juga Terkumpul? Mungkin ini "Penyakitnya"!
Berikut dampak negatif melakukan tes antigen secara mandiri menurut Siloam Hospitals.
1. Cedera hingga Pendarahan pada Hidung
Dengan teknik yang harus memasukkan benda ke dalam hidung, tes antigen yang dilakukan secara mandiri berpotensi menyebabkan cedera hingga pendarahan pada hidung. Hal tersebut terjadi karena tangkai dari alat swab mengenai pembuluh darah, sehingga dibutuhkan bantuan dari tenaga kesehatan yang mengetahui sejauh mana alat swab dapat masuk ke rongga hidung.
2. Menyebabkan Rasa Sakit dan Patahnya Tangkai Alat Swab
Patahnya tangkai alat swab dapat menimbulkan rasa sakit dan dampak negatif lainnya. Hal ini dapat terjadi kepada orang yang memiliki struktur hidung yang tidak normal ataupun sempit. Kemudian bila tangkai swab patah dan tertinggal di dalam, ini akan menimbulkan rasa sakit hingga pendarahan.
3. Kesalahan Pemeriksaan
Dalam melakukan tes swab antigen bagian terpenting adalah bagaimana hasil dari tes tersebut, jika tidak dilakukan dengan benar, hasil swab dapat menunjukan hasil yang tidak akurat.
4. Risiko Penularan Covid-19 jika Dilakukan dengan Orang Lain
Melakukan swab antigen dengan bantuan orang lain yang bukan tenaga kesehatan dapat meningkatkan resiko penularan Covid-19, karena kita tidak mengetahui apakah orang yang membatu tersebut terinfeksi atau tidak. (RIL)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Merina pada 21 Feb 2022