Harga Bawang Putih di Bandar Lampung Tembus Rp 60ribu/Kg
Yunike Purnama - Selasa, 11 Februari 2020 02:16
Kabarsiger.com, Bandar Lampung -Harga komoditas bawang putih di Bandarlampung terus mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pasokan.
"Berkurangnya pasokan bawang putih dari pasar induk, mengakibatkan harga bawang melonjak naik sampai saat ini," ujar Satrio salah seorang pedagang di Pasar Perumnas Wayhalim, Bandarlampung, Senin (10/02/2020)
Satrio (40) mengatakan, harga bawang putih pada hari biasa berkisar Rp30.000 hingga Rp35.000 per kilogram, namun saat ini mengalami kenaikan hingga Rp 55.000 per kilogram.
"Kemarin harga masih berkisar Rp 35.000 per kilogram, hari ini kembali mengalami kenaikan hingga Rp55.000 sampai Rp 60.000 per kilogram karena stok semakin sedikit. Banyak rumor beredar karena ada pembatasan impor akibat virus corona yang saat ini sedang marak, "katanya.
Dari pantauan tim Kabarsiger, kenaikan juga terjadi di Pasar Gintung dan Pasar Tugu Bandar Lampung.
YLKI: Pembatasan Impor Cara Kembalikan Ketahanan Pangan
Dalam menyikapi hal tersebut, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)Lampung Subadra Yani beranggapan langkah pemerintah menekan impor bawang putih menjadi salah satu cara untuk mengembalikan kejayaan swasembada dan ketahanan pangan nasional.
"Banyak produk kita di impor dari China, namun sejak ada wabah virus corona pemerintah sudah membuat langkah pencegahan,"ujarnya.
Sementara itu, untuk impor komoditas konsumsi, salah satunya bawang putih secara tidak langsung dapat mendorong pemerintah untuk mengembalikan kejayaan bawang putih lokal.
Ia menyampaikan, pemerintah harus beriringan menjaga distribusi serta stabilitas komoditas konsumsi,terutama bawang putih.
"Pemerintah perlu menjaga stabilitas harga dengan mengawasi alur distribusi, sehingga tidak ada yang memanfaatkan isu yang muncul untuk menaikkan harga, dan berisiko menimbulkan inflasi," tuturnya di Kantor YLKI Lampung, Senin (10/02/2020).
Kemudian,kenaikaan harga bawang putih telah terjadi di sejumlah daerah tidak terkecuali di Kota Bandarlampung, setelah adanya pemberlakuan pembatasan impor sementara akibat wabah virus corona.
Kebutuhan bawang putih nasional sekitar 90 persen dipenuhi lewat impor, sedangkan 10 persen diproduksi di dalam negeri. Sebagian besar impor bawang putih tersebut didatangkan dari China.
Menurutnya, dengan adanya pemberlakuan pencegahan impor bawang putih untuk sementara waktu, dapat mendorong pemerintah menggiatkan terbentuknya kembali kekuatan swasembada dan ketahanan pangan.
"Dengan adanya keadaan ini kita manfaatkan sebagai momentum untuk mengembalikan swasembada dan ketahanan pangan nasional, "jelasnya.
Sebab kita hidup di negara yang subur, sehingga ketersediaan bawang lokal perlu ditingkatkan agar tidak tergantung dengan produk luar.(*/VR)
Bagikan