BSI Cari Investor Asing Gantikan Kepemilikan BRI dan BNI

Yunike Purnama - Kamis, 06 Juli 2023 10:17
BSI Cari Investor Asing Gantikan Kepemilikan BRI dan BNI Ilustrasi layanan BSI (sumber: Panji Asmoro/TrenAsia)

JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) siap menyambut investor strategis baru dari luar negeri untuk menggantikan PT Bank Negara Indonesia (BNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang akan melepas kepemilikan sahamnya.

Rencana tersebut merupakan upaya agar kepemilikan saham publik atau free float BSI terus bertambah. Saat ini porsi kepemilikan saham publik bank syariah terbesar di Indonesia ini hanya 9,91%. Nilai tersebut terbilang masih kecil.

"Kalau itu kita ngikutin pemilik dalam hal ini pemegang saham atau pemerintah. Itu kan strategis investor dari luar masuk, tapi kemudian beberapa pemilikan lama divestasi (melepas kepemilikan sahamnya)," kata Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta dikutip Kamis, 6 Juli 2023.

Di samping itu, Bob belum bisa memastikan kapan aksi divestasi dan masuknya investor asing tersebut dirampungkan. Ia hanya memastikan bahwa ada rencana untuk menaikan free float.

Dalam data terpisah dari kementerian pada awal tahun ini, jumlah bayi lahir di Jepang pada 2022 lalu menurun hingga di bawah 800.000 atau tepatnya berada di angka 799.728. Angka tersebut merupakan rekor baru sejak dilakukannya pencatatan pada 1899. 

Dilansir dari The Japan Times, jumlah rumah tangga di Jepang yang tinggal sendiri mencapai 32,9% dari total rumah tangga di negara tersebut yang sekaligus menjadi rekor tertinggi. Di urutan ke dua, jenis rumah tangga yang beranggotakan lansia mencapai 31,2%. 

Menurunnya keluarga yang ingin memiliki anak diakibatkan oleh tingginya biaya hidup, ruang yang terbatas, dan kurangnya fasilitas yang mendukung di kota membuat keluarga di Jepang enggan memiliki anak. 

Penelitian oleh Lembaga Keuangan Jefferies di tahun 2022 menyebutkan Jepang menjadi salah satu tempat paling mahal untuk membesarkan anak. Padahal dikutip dari CNN International, perekonomian negara bisa dibilang mandek sejak awal 1990-an yang artinya penduduk Jepang mendapatkan upah yang rendah.

"Memang ada rencana untuk menaikan (free float) jadi ya beberapa pemegang saham bank yang kemudian sekarang masih jadi induk-induk kami itu, itu kan memang ada rencana juga," kata Bob.

"Dari pemerintah juga untuk dilakukan divestasi. Nah, divestasinya itu kan ada dua, untuk menambah free float dan juga untuk mengkonsiderasikan kalau ada nanti investor strategis. Jadi, tanya sama pemerintah aja. Kita ngikutin itu," pungkasnya.

Seperti diketahui, kepemilikan saham BSI dipegang oleh PT Bank Mandiri (Persero) dengan porsi 51,47%, BNI  memiliki saham 23,2%, lalu BRI mempunyai porsi saham 15,38%. (*)

Editor: Redaksi
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS