Bank Indonesia Targetkan 45 Juta UMKM Gunakan QRIS di 2023
Yunike Purnama - Kamis, 11 Agustus 2022 17:27JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menargetkan sebanyak 45 juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat menggunakan QR Indonesian Standar (QRIS) pada 2023.
"Sejauh ini kami telah mendigitalisasi lebih dari 20 juta UMKM melalui QRIS yang diluncurkan sejak Agustus 2019. Dengan ini digitalisasi UMKM berkembang pesat melalui penggabungannya ke platform e-commerce, fintek, maupun bank digital," kata Gubernur BI Perry Warjio dalam video-tapping Forum Kedutaan Besar AS bertajuk 'Perempuan dalam Fintek' pada Kamis, 11 Agustus 2022.
Dalam dua sampai tiga tahun ke depan, PerryWarjiyo menargetkan pengguna QRIS akan mencapai 30 sampai 65 juta UMKM.
- Pemkot Bandar Lampung Anggarkan Rp15 Miliar untuk Ganti Truk Sampah Tak Layak
- Dorong Kemajuan Teknologi Indonesia, Ini 3 Kata Kunci Nadiem Makarim
- BI Paparkan 4 Strategi Pengendalian Harga Pangan
BI juga telah menyediakan infrastruktur pembayaran digital secara cepat BI-Fast yang membuat transaksi keuangan dapat dilakukan dalam beberapa detik dengan biaya maksimal Rp2.500, guna mendigitalisasi sistem pembayaran Indonesia dan mendorong transformasi digital UMKM.
"Ini melayani kebutuhan tidak hanya e-commerce, fintek, dan perbankan digital, tapi juga membuat transaksi arus kas UMKM menjadi lebih cepat," katanya.
- Direktur PTPN VII: Innovation Award 2022 Ajang Akselerasi Kinerja Seluruh Elemen Perusahaan
- Melesat Naik Rp15.000, Cek Harga Emas Antam di Pegadaian Pada Sabtu, 6 Agustus 2022
- Tips Cara Foto Produk yang Estetik Agar Etalase Jualan Online Lebih Menarik
Baik QRIS maupun BI-Fast merupakan bagian dari program BI untuk mendigitalisasi sistem pembayaran sebagaimana tertuang dalam Cetak Biru Digitalisasi Sistem Pembayaran Indonesia 2020-2025 yang diluncurkan pada 2019.
Selain itu BI juga telah melakukan standarisasi penyebutan layanan pembayaran digital menjadi Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) agar setiap transaksi pembayaran menggunakan bahasa dan kode yang sama.
"Ini satu bahasa untuk banyak pembayaran, ini juga mendukung digitalisasi ekonomi dan keuangan kita, termasuk pemanfaatannya juga untuk mendukung pengembangan UMKM perempuan," imbuhnya. (*)