JAKARTA - Aset-aset kripto altcoin mencatat kenaikan nilai yang cukup signifikan dalam sepekan terakhir, seiring dengan Bitcoin (BTC) yang berenang di zona hijau dalam beberapa waktu ke belakang. 

Selasa, tanggal 7 November 2023, pukul 08.00 WIB, harga Bitcoin (BTC) berada pada level US$34.930 (Rp545,3 juta dalam asumsi kurs Rp15.593 per-dolar Amerika Serikat/AS), mengalami penurunan sebesar 0,37% dalam 24 jam terakhir. 

Meskipun demikian, dalam periode tujuh hari terakhir, Bitcoin masih menguat sebesar 1,45%, hampir mencapai harga US$36.000 (Rp561,25 juta) pada Kamis pekan sebelumnya. 

Sementara itu, kapitalisasi pasar aset kripto global pada Selasa, tanggal 31 Oktober, pukul 08.00 WIB, mencapai US$1,3 triliun (Rp20,27 kuadriliun). 

Kenaikan pasar kripto dalam seminggu terakhir dipengaruhi oleh aliran dana sebesar US$261 juta (Rp4,06 triliun) yang masuk ke produk investasi kripto, melanjutkan tren aliran dana positif selama enam minggu berturut-turut. 

Total aliran dana masuk selama enam minggu terakhir mencapai US$767 juta (Rp 11,97 triliun), yang lebih tinggi dibandingkan dengan total aliran dana sepanjang tahun 2022, yaitu US$736 juta (Rp11,48 triliun), seperti yang dilaporkan oleh CoinShares.

Dalam 20 aset kripto teratas berdasarkan kapitalisasi pasar, beberapa altcoin mencatat pertumbuhan signifikan selama seminggu terakhir. 

Cardano (ADA) memimpin dengan kenaikan sebesar 19,23% dan diperdagangkan pada harga US$0,3615 (Rp5.644). Selanjutnya, XRP menguat sebesar 19,05% dan berada di level US$0,69 (Rp10.764). 

Solana (SOL) juga mencapai kenaikan yang signifikan, sebesar 16,24%, mencapai puncak harga US$46,33 (Rp721.345) sebelum diperdagangkan pada level US$41,58 (Rp648.679). Chainlink (LINK) juga mengalami kenaikan sebesar 14,10% dan diperdagangkan pada harga US$12,90 (Rp201.159).

Menurut Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha, mayoritas altcoin lainnya juga mengalami kenaikan, hal ini salah satunya disebabkan Bitcoin yang telah mencapai puncaknya tahun ini sehingga sebagian investor dan trader beralih ke altcoin untuk mencari keuntungan lebih tinggi.

“Altcoin masih memiliki peluang untuk mengalami penguatan selama Bitcoin bertahan di level tertinggi, tetapi perlu waspada terhadap penurunan altcoin jika Bitcoin mengalami penurunan,” kata Panji kepada TrenAsia, Selasa, 7 November 2023. 

Bitcoin sendiri sempat mencapai level tertinggi dalam 17 bulan, hampir mencapai US$36.000 (Rp561,25 juta) sebelum turun kembali ke level harga US$35.000 (Rp546,7 juta). 

Kinerja kuat ini sebagian besar disebabkan oleh optimisme terkait persetujuan beberapa produk exchange traded fund (ETF) spot dalam waktu dekat. 

Selain itu, regulator Hong Kong sedang mempertimbangkan izin perdagangan excETF, yang merupakan langkah untuk memperkuat posisinya sebagai pusat aset virtual (crypto hub).

Pasar kripto juga sedang dalam antusiasme pasca Sam Bankman-Fried (SBF), pendiri bursa kripto FTX, dinyatakan bersalah atas tujuh tuduhan pidana di Pengadilan Federal Manhattan pada tanggal 3 November. SBF menghadapi ancaman hukuman penjara maksimal selama 115 tahun.

Menurut Panji, ke depannya investor harus memperhatikan perkembangan seputar ETF Bitcoin, dan harus bersiap untuk aksi harga negatif dalam jangka pendek jika ETF spot Bitcoin ditunda oleh SEC. 

Selain itu, perkembangan dalam kasus SEC dengan Ripple juga akan memengaruhi pasar kripto, dengan perkembangan selanjutnya diharapkan pada tanggal 9 November.

Dalam konteks makroekonomi, pasar kripto juga mendapatkan dukungan dari laporan payroll AS yang lebih lemah dari perkiraan pada Jumat, yang mengakibatkan imbal hasil obligasi AS menjadi lebih rendah. 

Panji mengatakan, ekspektasi pasar saat ini adalah bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan bulan Desember. 

Investor juga akan mencari kejelasan lebih lanjut mengenai niat The Fed melalui pernyataan para pejabat seperti Ketua Jerome Powell, Ketua Fed New York John Williams, dan Presiden Fed Dallas Lorie Logan yang akan berbicara akhir pekan ini.(*)