Pabrik Baru Krakatau Steel Ditargetkan Produksi 4 Juta Ton per Tahun
Eva Pardiana - Rabu, 22 September 2021 12:16JAKARTA – Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik industri baja milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) di Cilegon, Banten, Selasa, 21 September 2021. Ia menargetkan produksi baja emiten ini mencapai 4 juta ton per tahun.
"Pabrik ini memiliki kapasitas produksi hot rolled coil (HRC) sebesar 1,5 juta ton per tahun, merupakan pabrik pertama di Indonesia yang mampu menghasilkan HRC kualitas premium. Produksinya akan terus kita tingkatkan hingga nanti mencapai 4 juta ton per tahun," ujar Jokowi dalam sambutannya.
Menurut Jokowi industri baja sangat potensial. Tidak hanya di pasar internasional tetapi terlebih di pasar domestik yang didorong oleh permintaan pembangunan infrastruktur dan industri otomotif.
Dalam lima tahun terakhir, kebutuhan baja domestik meningkat hingga 40% dan akan diprediksi akan terus meningkat.
"Industri ini sangat strategis, oleh sebab itu, saya memberikan perhatian besar pada industri baja ini. Produk yang dihasilkan sangat dibutuhkan dan dimanfaatkan oleh industri-industri lain," katanya.
Tidak hanya itu, menurut Jokowi, pabrik baja milik Krakatau Steel merupakan industri baja terbaru dengan teknologi tinggi. Di dunia, hanya ada dua pabrik berteknologi serupa, dengan pertama ada di Amerika Serikat.
"Tadi saya sudah melihat ke dalam proses produksinya dan betul-betul memang teknologi tinggi," paparnya.
Jokowi berharap agar KRAS terus melakukan transformasi dan restrukturisasi agar menghasilkan kapasitas produksi yang makin besar di masa depan.
"Saya titip kepada para Menteri (Erick Thohir) untuk terus mendukung para pelaku industri baja dan besi, mendukung BUMN kita agar menjadi profesional dan menguntungkan untuk mewujudkan klaster 10 juta ton industri baja di Cilegon ini, yang ditargetkan akan terealisasi di tahun 2025," harap Jokowi.
Tekan Impor
Jokowi berharap agar produksi baja yang dilakukan PT Krakatau Steel bisa memenuhi kebutuhan baja dalam negeri guna menekan kran impor yang selalu menjadi langganan industri baja nasional.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), disebutkan baja merupakan komoditas terbanyak kedua yang diimpor. Pada semester pertama tahun ini, impor baja meningkat 51,18% menjadi US$5,36 miliar setara Rp76,3 triliun.
"Sehingga kita harapkan nanti bisa menghemat devisa Rp29 triliun per tahun, ini angka yang sangat besar sekali," katanya.
Untuk bersaing di pasar global, Jokowi berpesan agar KRAS bisa memaksimalkan sumber dayanya untuk menghasilkan kualitas baja premium sehingga diterima oleh pasar.
"Saya yakin nantinya akan menjadi komoditas yang mampu bersaing di pasar regional dan pasar global," pungkasnya. (TA)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Daniel Deha pada 21 Sep 2021