Jangan Bersedih Hati, Yuk Pulihkan Keuangan Pasca Lebaran
Yunike Purnama - Minggu, 16 Mei 2021 10:51Kabarsiger.com, BANDARLAMPUNG - Lebaran telah usai. Namun banyak hal yang kamu harus pikirkan setelah kembali dari kampung halaman atau menikmati libur panjang Lebaran, salah satunya biaya hidup bulanan.
Alih-alih ingin berlebaran dengan uang THR yang dimiliki, tapi kamu lupa menyisihkan uang untuk biaya kebutuhan setelah hari raya. Sayangnya nasi sudah menjadi bubur.
Kamu hanya punya sisa uang dari THR maupun gaji, sambil berpikir apakah cukup sampai akhir bulan. Tidak perlu bersedih hati, ada cara untuk menyehatkan kembali keuangan kamu usai Lebaran.
Berikut tips mengatur keuangan praktis yang bisa kamu lakukan pasca Lebaran:
1. Periksa Kembali Keuangan Kamu
Sama seperti tubuh ketika sakit, kamu harus lebih dulu memeriksakan kondisi tubuh untuk tahu bagian mana saja yang harus kamu obati. Begitupun dengan keuangan kamu yang "sakit" pasca Lebaran.
Jadi periksa kembali pengeluaran-pengeluaran apa saja yang dapat kamu batasi selama sebulan. Pisahkan antara kebutuhan menurut waktu pemenuhannya, antara kebutuhan yang mendesak dengan kebutuhan yang dapat ditunda. Buat daftar dan catat apa saja yang dapat dilakukan untuk menyehatkan kembali keuangan kamu.
2. Menyusun Kembali Anggaran
Susun kembali anggaran pengeluaran adalah salah satu cara yang dapat kamu lakukan untuk menyehatkan kembali keuangan pasca Lebaran. Kamu bisa memulainya dengan melakukan satu hal, yaitu membatasi pengeluaran bulanan kamu, selain sandang dan pangan.
Misalkan kamu biasa mengeluarkan uang sebesar Rp300 ribu setiap bulannya untuk internet. Kamu bisa setop atau mengurangi biaya menjadi Rp100 ribu per bulan.
Lalu sisa dana dari penghematan dapat kamu gunakan unuk keperluan sehari-hari, seperti uang makan, transportasi bekerja, atau membayar utang.
3. Batasi Pengeluaran Harian
Jika kamu lebih sering makan siang di luar kantor, coba untuk mulai membawa makanan dari rumah. Bangun lebih awal agar kamu sempat membuat sarapan serta bekal makan siang yang akan kamu bawa ke Kantor.
Hal ini tentu saja dapat menolong keuangan kamu usai merayakan Lebaran. Selain itu, menjaga pola makan kamu untuk tetap mengonsumsi makanan sehat yang dibuat dari rumah.
Jika kamu menggunakan mobil, untuk sementara ini coba untuk naik kendaraan umum guna menekan biaya bahan bakar yang harus kamu keluarkan. Pasalnya membeli BBM untuk mobil pribadi tidak cukup hanya satu atau dua liter seperti motor, pasti lebih dari itu dengan total pengeluaran bisa ratusan ribu Rupiah.
Belum lagi kalau macet, tentu saja lebih cepat menghabiskan BBM. Kalau naik angkutan umum, misalnya busway, kamu bisa lebih hemat karena dengan membayar Rp3.500 per sekali jalan.
Kamu dapat transit untuk sampai ke halte paling dekat dengan kantor. Lumayan kan PP hanya Rp7.000. Dikalikan sebulan, total ongkos transport hanya Rp210 ribu.
4. Tetapkan Biaya Harian
Tetapkan berapa biaya yang kamu boleh keluarkan. Misalnya, setiap hari kamu menetapkan Rp60 ribu untuk kebutuhan belanja. Terapkan rencana biaya itu dengan konsisten.
Jika kamu terbiasa mengambil uang dalam jumlah besar, segera pisahkan uang yang akan kamu gunakan. Ingat jangan bawa uang lebih banyak dari yang kamu butuhkan.
Biasakan diri kamu menggunakan uang secukupnya. Jangan sesekali tergoda untuk melanggarnya ya. Akibatnya bisa fatal, keuangan setelah Lebaran enggak sehat, malah justru makin sakit atau krisis.
5. Tunda Belanja Barang yang Tidak Kamu Butuhkan
Untuk sementara waktu, tunda belanja barang-barang yang tidak kamu butuhkan atau masih dapat ditunda. Dalam situasi krisis pasca Lebaran seperti ini, menahan diri dari godaan belanja barang-barang yang kamu suka, namun tidak terlalu dibutuhkan sangat disarankan. Bersabar sampai keuangan kamu kembali normal seperti sedia kala.
6. Tetap Menabung dan Sisihkan untuk Dana Darurat
Meski keuangan sedang menipis pasca Lebaran, disarankan kamu tetap menabung atau menyisihkan uang untuk dana darurat. Ambil saja dari hasil penghematan makan, transportasi, atau belanja.
Walaupun tidak banyak jumlahnya, setidaknya kamu tetap memikirkan masa depan. Tabungan maupun dana darurat sangat penting jika suatu waktu kamu kepepet atau jatuh sakit, dan membutuhkan dana segar dalam situasi mendesak.
(*)