Rencana Penggabungan Indosat Dan Tri, Simak Fundamentalnya

Yunike Purnama - Rabu, 13 Januari 2021 16:10
Rencana Penggabungan Indosat Dan Tri, Simak FundamentalnyaIlustrasi. (sumber: Ist)

Kabarsiger.com - Rencana penggabungan PT Indosat Tbk (ISAT) dan Tri Indonesia masih terus dilakukan, namun manajemen perusahaan masih belum menjelaskan lebih detail mengenai rencana penggabungan tersebut. Keduanya masih punya waktu hingga 30 April 2021 nanti untuk menjalankan rencana tersebut.

Direktur dan Chief Financial Officer Indosat Eyas Assaf mengatakan saat ini masih belum bisa disampaikan dampak bisnis dari penggabungan tersebut mengingat tahapan yang baru dijalankan kedua perusahaan masih sangat awal.

"Saat ini tahapan MoU itu masih sangat awal sehingga masih terlalu awal menilai dampaknya pada bisnis dan operasi perusahaan. Sampai saat ini bisnis berjalan seperti biasa, tidak ada dampak operasional dan finansial maupun bisnis lainnya," kata Eyas dalam paparan publik virtual, Selasa (12/1/2021).

Seperti diketahui, pada Desember 2020 lalu Ooredoo Q.P.S.C, asal Qatar menyatakan telah menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang eksklusif dan tidak mengikat secara hukum dengan CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison).

Nota kesepahaman itu sehubungan dengan rencana potensi transaksi untuk mengkombinasikan dua perusahaan telekomunikasi di Indonesia yakni, Indosat dan PT Hutchison 3 Indonesia, anak usaha CK Hutchison kendati tidak spesifik memakai kata merger.

Manajemen Ooredoo menekankan, tidak ada kesepakatan yang mengikat sehubungan dengan kemungkinan konsolidasi yang telah dibuat pada tanggal pengumuman tersebut dan perusahaan akan membuat pengumuman lebih lanjut.

Bisnis Indosat di dalam negeri terdiri dari penyedia jasa seluler, broadband provider dan juga penyedia jasa data center, cloud service hingga network security.

Hingga September 2020 lalu jumlah pelanggan perusahaan mencapai 60,4 juta, naik 2,8% secara tahunan.

Sampai periode tersebut, marjin EBITDA perusahaan telah mencapai 41,1% dengan kenaikan 2,7 poin secara year on year (YoY) dan EBITDA senilai Rp 8,46 triliun atau naik 17% YoY. Total pendapatan perusahaan sampai akhir kuartal ketiga tahun lalu mencapai Rp 20,59 triliun, tumbuh 9,2% YoY.

Untuk pendapatan rata-rata per pelanggan (average revenue per user/ARPU) mencapai Rp 31.700 atau naik 14% YoY.

Perusahaan juga telah memiliki sebanyak 60 ribu Base Transceiver Station (BTS) dengan kemampuan 4G. Jumlah ini naik signifikan dari sebelumnya di akhir September 2019 yang sebanyak 29.300 BTS saja. Kenaikan ini terutama terjadi sepanjang 2020.(*)

Bagikan
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS