Investasi di ORI019 Diklaim Punya Risiko Rendah, Ini Alasannya

Yunike Purnama - Senin, 25 Januari 2021 22:19
Investasi di ORI019 Diklaim Punya Risiko Rendah, Ini AlasannyaIlustrasi. (sumber: Pixabay)

Kabarsiger.com - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menerbitkan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI019. Instrumen investasi ini dinilai bisa menjadi pilihan masyarakat, terlebih ORI019 diklaim punya risiko rendah.

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan setidaknya ada tiga faktor risiko dalam investasi yaitu risiko bayar, risiko pasar, dan risiko likuiditas. Untuk risiko bayar, ORI019 punya keunggulan karena dijamin oleh pemerintah.

"Pertama risiko gagal bayar, itu karena dijamin pemerintah pembayaran kupon dan bayarannya, bisa dibilang risiko default zero percent," kata dalam webinar usai peluncuran ORI019 secara virtual, Senin (25/1/2021).

Untuk risiko pasar, ia menambahkan tingkat kupon yang dimiliki ORI019 cukup menarik yaitu fix rate 5,57 persen per tahun. Menurutnya, ini menarik bila dibandingkan dengan instrumen investasi lain yang mengikuti pergerakan suku bunga Bank Indonesia (BI).

"Kelihatannya ke depan BI dan bank sentral di seluruh dunia pergerakannya masih di level rendah sehingga dengan menempatkan 5,57 persen masih ada risiko pasarnya tapi relatif minimal di tengah era suku bunga rendah," jelas dia.

Sementara untuk risiko likuiditas, Deni menyebut ORI019 sangat mudah dicairkan karena sifatnya yang dapat diperjualbelikan (tradeable). Artinya setelah melewati masa holding period yaitu 15 April 2021, maka pemegang ORI019 bisa menjual di secondary market.

"Ketika sudah lewat holding period bisa dijual anytime. Dan kalau jual di secondary market, ada potensi harga jual lebih tinggi dibandingkan sekarang, ada capital gain. Itu satu keuntungan," ungkapnya.

"Tapi ada risiko kalau suku bunga acuan pasar meningkat dan ketika kita jual harganya terdiskon. Ini risiko pasar di mana ketika kita jual, harga yang kita jual lebih rendah dibandingkan kita beli. Tapi tadi ketika suku bunga rendah saat ini, sepertinya pergerakan suku bunga BI dan bank sentral dunia tidak terlalu banyak perubahannya. Dari sisi risiko pasar masih terjaga," pungkas dia.(*)

Bagikan
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS